Apatisme Politik Sudah Basi, Kini Banyak Anak Muda Gabung Bersama PKS

Spread the love

Partai Keadilan Sejahtera (PKS) sangat memberikan ruang untuk para anak muda milenial, sehingga mereka ikut aktif dalam kegiatan – kegiatan politik PKS. PKS dari awal telah melibatkan anak – anak muda dalam aktivitasnya, PKS sadar bahwa politik  tanpa anak muda sangat membahayakan, karena nasib bangsa ke depan berada di tangan mereka. Mungkin juga beberapa generasi milineal memilih apolitik, karena selama ini para elite kekuasaan kurang serius untuk menepati janji – janji kampanye lima tahunan mereka. Janji – janji politik yang dinyatakan pada lima tahun yang lalu, seperti banyak hoaxnya, itu yang menjadikan anak muda  apolitis atau misinformasi.

Survei yang dilakukan Alvara Research mengatakan bahwa generasi milenial berada sekitar 40-45 persen dari total pemilih di Pilpres 2019. Sehingga trend ke depan bisa saja ditentukan oleh mereka. Namun masih menurut survey Alvara dalam konteks politik, generasi muda ini agak cuek dengan politik, survei terbarunya mengatkan hanya 22 persen anak-anak milenial ini mengikuti pemberitan politik. Namun mungkin tidak mengikuti pemberitaan politik bukan berarti mereka apolitis, ini seperti halnya di pemilu 2014 dimana anak muda banyak dicap apolitis, namun kenyataannya dalam beberapa hasil survei yang dilakukan, mayoritas responden (92,8persen) yang merupakan pemilih pemula menyatakan ingin memberikan suaranya pada pemilu saat itu.

Pemilih pemula yang berjumlah besar dan melek politik menjadi kekuatan dan daya tawar tersendiri dalam pemilu, dan rupanya, antusiasme kelompok pemilih ini pun cukup tinggi. PKS sadar bahwa mereka harus terus lebih inklusif sehingga banyak kini banyak kalangan muda menyukai mereka.

PKS jaksel memiliki agenda-agenda kretaif dan inovatif yang dilakukan dan diluncurkan secara bertahap dan tidak serta merta langsung masuk ke dalam dunia politik praktis. Anak muda harus dibuat nyaman terebih dahulu dengan PKS Muda. Optimisme kita di PKS bahwa anak – anak muda terus bergabung bersama PKS, asumsi kita ada 20 juta-an pemilih pemula yang memilih PKS.

PKS Jaksel melalui Cluster Kepemudaan, terus mengkolaborasikan antara potensi anak-anak kader, kader muda, dan juga kalangan muda yang tergabung dalam cluster kepemudaan PKS,  untuk menjadi pemilih kuat bagi PKS (swing voters), dan bukan hanya menjadi suara pemilih PKS di saat Pemilu saja, namun lebih luas juga, yakni sekaligus menjadi mesin penggerak yang begitu militan dalam proses sosialisasi dan pendekatan politik ke masyarakat. Tentu, jika ini terwujud maka bisa menjadi mesin partai yang sangat efektif bagi PKS karena dimotori oleh tenaga-tenaga muda yang sangat enerjik, kreatif, inovaif dan juga dinamis dalam bergerak.

Data menunjukan bahwa kelompok pemilih pemula atau pemilih muda di Pemilu nanti adalah kalangan yang berpendidikan baik, mengenal teknologi maju, dan memperoleh banyak pengaruh dari televisi. Artinya mereka para pemilih muda adalah sosok yang “melek politik” dan juga “melek problematika bangsa”.

Oleh karenanya, PKS telah berani menjadikan para kalangan muda menjadi calon legislatif, baik di tingkat daerah maupun di tingkat nasional. PKS telah dapat membuktikan kepada masyarakat bahwa PKS benar-benar partai yang fokus dan juga berhasil melakukan pembinaan di kalangan muda Indonesia dari tingkat nasional sampai tingkat desa.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *