Dengarkan Aspirasi, PKS Jaksel Undang dan Kumpulkan Tokoh Masyarakat dan Ulama

Spread the love

Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Jakarta Selatan menyelenggarakan acara Silaturahim dan Dialog Kebangsaan dengan Alim Ulama dan Tokoh Masyarakat Se-Jakarta Selatan. Acara yang mengangkat tema “Bangun Persatuan Umat untuk Indonesia yang Lebih Baik” ini diselenggarakan di Resto Bahari Warung Buncit Jakarta Selatan, Ahad (26/8). Hadir sebanyak dua ratusan Ulama dan Tokoh Masyarakat Se-Jakarta Selatan. Hadir pula perwakilan Walikota Jaksel, yakni dari KesbangPol Jakarta Selatan, Moh Matsani, ada juga utusan dari Kapolres dan juga MUI Jaksel.

Ini adalah kali kedua, PKS Jakarta Selatan mengadakan acara dengan mengumpulkan para tokoh masyarakat dan Ulama se Jakarta selatan. “Kita adalah partai yang cukup terbuka dan transparan. Sehingga hari ini, kita menerima dengan baik masukan dan saran dari Tokoh masyarakat dan Ulama se-Jakarta Selatan, ini untuk membangun kedekatan tokoh masyarakat dengan partai pengusung capres dan cawapres Prabowo Sandi, sehingga umat bisa merasa lebih memiliki,” kata Al Mansur dalam sambutannya di hadapan dua ratusan tokoh masyarakat dan ulama se-Jakarta Selatan.

Beliau menyampaikan bahwa undangan kepada Ulama dan Tokoh Masyarakat Se-Jaksel selain untuk melakukan silaturahmi juga untuk menerima aspirasi dari umat untuk Pilpres dan Pileg 2019 mendatang. “Aspirasi dan saran kepada PKS, agar tahun 2019  mendatang bisa terjadi pergantian kepemimpinan nasional yang mampu membawa bangsa Indonesia jauh lebih sejahtera dan bermartabat lagi ke depan,” tambah Ustadz Al Mansur.

Al Mansur menuturkan, acara ini diselenggarakan dalam rangka silaturahim sekaligus ikhtiar untuk mengokohkan khidmat dan kontribusi ulama dan tokoh masyarakat bagi bangsa dan negara Indonesia.

Salah satu nasehat dan aspirasi datang dari salah satu ulama Jaksel, KH. Sidqi Yahya. Beliau mengatakan bahwa, “PKS ini adalah aset milik Umat juga, mari kita jaga kedekatan kita ini dan mari kita bantu agar PKS dengan para Ulama seperti tangan kanan dan kiri yang dekat dan bisa saling bergandengan. Jangan sampai seperti telinga dan hidung yang secara jarak dekat tetap tidak saling menyapa, tidak melihat  dan tidak bisa bergandengan.”

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *