
Pada Rabu (15/9) Rumah Keluarga Indonesia (RKI) PKS Lenteng Agung melakukan pengumpulan minyak jelantah dari warga sebanyak 184 kg. Ibu Widya, Ketua Rumah Keluarga Indonesia (RKI) PKS Lenteng Agung menyampaikan bahwa pemanfaatan minyak jelantah untuk biodiesel ataupun diolah menjadi bahan lain yang lebih bermanfaat merupakan salah satu opsi yang baik untuk terus menghasilkan manfaat ekonomi sekaligus mengurangi dampak lingkungan.
Minyak jelantah merupakan limbah dari penggunaan minyak goreng yang telah dipakai. Umumnya masyarakat tidak menggunakannya lagi karena bisa beresiko terhadap gangguan kesehatan. “Kegiatan sedekah minyak jelantah ini sudah berlangsung setahun lebih, dan alhamdulillah kami sudah tidak beli sabun untuk cuci. Sudah terpenuhi dari sabun minyak jelantah,” ungkap Ibu Widya.
Setiap bulan, minyak – minyak jelantah yang masih agak jernih diangkut oleh bank sampah RKI PKS Lenteng Agung. RKI Lenteng Agung bisa mengumpulkan ratusan liter minyak jelantah dari warga sekitar. Minyak jelantah yang sudah butek banget, kemudian dibuat sabun. Sabun tidak bisa langsung digunakan, harus didiamkan dahulu selama dua sampai tiga minggu menunggu sifat alkali dari soda api hilang atau menguap. Sabun dari minyak jelantah ini bisa dipakai untuk mencuci kain lap yang kotor atau yang lainnya. Untuk menambah cantik dan wangi, sabunnya diberi pewarna dan aroma wangi – wangian.
Kemudian selain dimanfaatkan untuk sabun, sedekah minyak jelantah ini juga dimanfaatkan untuk bahan bio solar. RKI PKS Lenteng Agung sudah menjual minyak jelantah tersebut ke salah satu bank sampah besar di Depok. Hasilnya penjualan tersebut dikembalikan kembali untuk kemanfaatan warga masyarakat.
Kampanye lingkungan itulah yang kini mulai terus digencarkan RKI PKS Lenteng Agung. Meski lingkup produksinya masih terbatas internal, namun sosialisasi mengenai sedekah minyak jelantah ini telah dilakukan secara luas ke masyarakat.
Menurut Ibu Mila, Ketua Bidang Perempuan dan Ketahanan Keluarga (BPKK) PKS Lenteng Agung, bahwa warga sangat merespon positif kegiatan sedekah minyak jelantah ini. “Daur ulang minyak jelantah ini sebenarnya cukup solutif. Baik bagi lingkungan maupun secara nilai ekonomis. Sehingga kami mulai melihat warga mulai paham dan juga antusias merasakan kemanfaatan program ini,” tutup Ibu Mila.