Al Mansur : Betawi Harus Ikut Andil dalam Pembangunan Jakarta

Spread the love

Pal mansur dpd pks jakselembangunan di Jakarta tentu berpengaruh terhadap warga Betawi sebagai penduduk asli kota Jakarta. Pembangunan besar-besaran di Jakarta semakin membuat pemukiman warga khususnya warga Betawi semakin sempit dan tergeser. Posisinya terlihat semakin tersingkir, semoga nasib warga Betawi tidak menjadi seperti suku Aborigin di Australia atau suku Indian di Amerika. Suku yang menjadi warga kelas dua di wilayah asli mereka sendiri, selain itu mereka juga kehilangan hak-hak sosial kehidupannya. Pembangunan gedung-gedung pencakar langit, hotel, apartemen, minimarket, serta mall-mall secara perlahan dan sadar menyingkirkan penduduk asli. Pembangunan fisik Kota Jakarta yang tidak mempertimbangkan faktor kelanjutan hidup satu komunitas masyarakat dengan budayanya, ujungnya bisa saja seperti penghapusan etnis tertentu yang dijalankan pelan – pelan. Betawi sebagai pihak yang memiliki tanah sebagai warisan leluhur, kampung halaman, adat istiadat, dan bahasa, harus dihormati selaras dengan perkembangan jaman dan peradaban. Pembangunan Jakarta disinyalir telah berdampak terhadap ancaman kepunahan budaya dan masyarakat Betawi sebagai satu kesatuan suku atau etnis di Jakarta.

Dimana posisi Betawi dalam pembangunan Jakarta? Kita melihat Betawi saat ini seperti hanya ditempatkan pada simbol, ikon dan event – event tertentu saja. Kita melihat Betawi baru ada di baju adat kantor, ada di desain kantor kecamatan dan kelurahan, makanan kuliner, store, tarian , ondel – ondel, dan lain – lain. “Kita belum lihat pembangunan manusia Betawi, pembangunan sumber daya manusia tidak boleh serta merta ditinggalkan. Pembangunan manusia jauh lebih penting dibandingkan dengan pembangunan infrastruktur,” Ujar Al Mansur

Al Mansur Hidayatullah, Ketua DPD PKS Jaksel mengharapkan warga Betawi berperan aktif dalam pembangunan kota Jakarta. “Jangan suarenye aje yang keceng. Kite harus jadi pemain yang ikut berkontribusi pada pembangunan Ibu Kota, ” tegas Al Mansur. “Kite nih, orang Betawi harus kudu bisa lebih intensif ame kreatif untuk membuat rencane ke depan yang lebih strategis, agar peran kaum Betawi bisa meningkat di Jakarta, syaratnye Betawi kudu berukhuwah, kudu bersatu, di lebaran Betawi salah satunye,” seru Al Mansur yang juga Betawi asli Mampang ini.

Al Mansur, Ketua DPD PKS Jaksel mengatakan bahwa masyarakat Betawi berhak ambil bagian dalam memajukan Jakarta. Orang Betawi memiliki ikatan historis yang lebih kuat dengan sejarah Jakarta. “Mereka asli, memiliki tradisi budaya sejarah awalnya Jakarta,” tambahnya. Modernisasi pembangunan Jakarta adalah keniscayaan, tetapi jangan sampai menggerus habis nilai-nilai budaya dan tradisi Betawi. “Semakin modern bukan berarti semakin menghilangkan ciri khas, atau semakin mencabut jati diri budaya asal. Kita bisa mencontoh Jepang, mereka bisa modern tetapi juga tetap menjaga akar budayanya,” Ungkapnya.

Sebagai ibu kota, Jakarta tentu harus terus membangun baik infrastruktur, gedung, pusat perekonomian, serta fasilitas pendukung yang lain. Jakarta memang harus berbenah dan bersolek seperti juga ibu kota – ibu kota negara lain di dunia, Jakarta harus bisa menjadi simbol kemajuan Indonesia. Namun, kemajuan pembangunan Jakarta tetap harus berbarengan dengan identitas kedaerahan. Jangan sampai modernitas merubah wajah kota Jakarta dari budaya aslinya yakni budaya betawi. Jakarta boleh berkembang sebagai kota modern, namun juga tetap sebagai kota yang menghargai dan melestarikan budaya aslinya.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *